PENA.co.id – Putussibau, 29 Desember 2024 – Terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, Kecamatan Putussibau Utara, dan Batang Lupar, Danau Sentarum menjadi salah satu destinasi wisata alam yang memukau di Provinsi Kalimantan Barat. Danau musiman yang merupakan bagian dari Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) ini menawarkan keunikan ekosistem dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Danau Musiman dengan Keanekaragaman Hayati yang Mengagumkan
Danau Sentarum dikenal sebagai danau musiman. Selama musim hujan, danau ini terisi penuh air dan membentuk ekosistem perairan yang luas. Sebaliknya, pada musim kemarau, airnya surut drastis hingga membentuk kolam-kolam kecil yang menjadi habitat ikan air tawar. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk 265 jenis ikan, 310 jenis burung, dan mamalia langka seperti buaya muara.
Daya Tarik Ekowisata dan Budaya Lokal
Selain menikmati pemandangan alam yang indah, pengunjung dapat menjelajahi TNDS dengan perahu, mengamati satwa liar, hingga berinteraksi dengan masyarakat setempat seperti Suku Dayak Iban dan Melayu. Pengalaman budaya ini semakin menarik dengan tradisi pengambilan madu hutan secara tradisional yang menjadi daya tarik tersendiri.
Akses Menuju Danau Sentarum
Danau ini dapat dicapai melalui jalur darat maupun udara. Dari Pontianak, perjalanan darat menuju Semitau memakan waktu sekitar 14 jam, dilanjutkan dengan perahu motor ke Lanjak. Alternatif lain adalah melalui penerbangan ke Putussibau, kemudian melanjutkan perjalanan dengan perahu ke Nanga Suhaid.
Pemerintah Dorong Promosi Wisata
Sebagai salah satu situs Ramsar yang diakui dunia, Danau Sentarum memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata internasional. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat terus berupaya menjaga kelestarian kawasan ini, sembari mendorong promosi wisata ke mancanegara.
Dengan pesonanya yang memukau dan keunikan ekosistemnya, Danau Sentarum tidak hanya menjadi kebanggaan Kalimantan Barat tetapi juga permata tersembunyi yang layak dijelajahi oleh para wisatawan.
Penulis : Putri Indah Sari